English version
See also:

Peningkatan pemolisian: Kepolisian Negara Republik Indonesia mengadopsi buku panduan internasional




Jakarta
(Indonesia), 18 Mei 2011 - Pada tanggal 28 April, sebuah buku panduan berjudul "Pemolisian yang Baik: Instrumen, Model dan Praktik", ditulis oleh Prof Dr Monica den Boer dari Akademi Kepolisian Belanda dan Prof Dr Changwon Pyo dari Kepolisian Nasional Universitas Korea, diluncurkan di Jakarta.

Buku panduan ini disusun untuk membantu mengukuhkan dan mengkonsolidasikan praktik-praktik pemolisian yang baik berdasarkan prinsip-prinsip internasional, regional, dan nasional di Asia dan Eropa. Dalam buku tersebut, kedua penulis mengidentifikasi kesenjangan dan dilema etis dalam sejumlah bidang kepolisian. Mereka juga menyoroti tantangan-tantangan khusus, seperti memerangi kejahatan terorganisir dan terorisme, dan topik sensitif seperti perlindungan terhadap kelompok minoritas.

Mewakili peluncuran buku atas nama Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kepala Badan Pemeliharaan Keamanan, Komisaris Jenderal Polisi Imam Sudjarwo mengatakan bahwa: "Kepolisian Negara Republik Indonesia menyambut baik setiap upaya untuk mengembangkan mekanisme pengawasan pemolisian yang dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan tugas dan perannya secara akuntabel dan transparan, serta menjunjung tinggi standar hak asasi manusia. "



Peluncuran buku panduan ini diikuti dengan diskusi tentang: "Siapa yang akan Mengawal para Pengawal Sendiri; Hak Asasi Manusia dan Pertanggungjawaban dalam Pemolisian - Pengalaman Asia dan Eropa". pembicara kunci termasuk Inspektur Jenderal Polisi Paulus Purwoko, Kepala Sekolah Staf dan Pimpinan Kepolisian, Yang Mulia Bapak Julian Wilson, Kepala Delegasi Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam, Bapak Haris Azhar, Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan, Bapak Choudhary Rohit, Direktur Akademi Polisi Punjab, India dan Bapak Guinto Atty, Kepala Kantor Hak Asasi Manusia Kepolisian Nasional Filipina.

Kepolisian Negara Republik Indonesia dan UNODC bekerja erat untuk pada gilirannya memiliki terjemahan Bahasa Indonesia untuk buku ini. Pada tanggal 29 April 2011, sebuah pertemuan para ahli diselenggarakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian dalam rangka menggabungkan perspektif Indonesia ke dalam buku panduan yang akan diterjemahkan.



Rangkaian kegiatan ini diselenggarakan oleh Yayasan Asia-Eropa dan Yayasan Hans Seidel, bekerja sama dengan Kepolisian Negara Republik Indonesia, Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Kekerasan, UNODC dan didukung oleh Uni Eropa.